Sumenep, 9 November 2024 – Usai pawai obor yang khidmat, acara "Unggun Ceria" menjadi penutup yang penuh makna di malam pertama kegiatan perkemahan AKREPENG 2024 di SDN Pangarangan 3. Prosesi penyalaan api unggun ini dipimpin oleh Zayyan, seorang penggalang yang bersemangat, dan diawasi oleh Kak Arman sebagai pembina. Malam ini, suasana di sekitar lapangan perkemahan berubah menjadi syahdu dan sakral saat api unggun dinyalakan sebagai simbol kebersamaan dan semangat pramuka yang tak pernah padam. Acara dimulai pukul 20.00 WIB.
Api Semangat kalian Menyala |
Sepuluh penggalang membawa obor, masing-masing mewakili satu poin dalam Dasa Dharma Pramuka. Setiap obor yang dinyalakan memiliki arti tersendiri, menyimbolkan karakter pramuka yang tulus, disiplin, berani, setia, dan berbakti. Satu per satu, mereka maju dan mendekati pusat api unggun dengan langkah yang mantap dan penuh keyakinan, seolah menyampaikan komitmen mereka untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Dasa Dharma yang diemban. Penyalaan api unggun menjadi puncak dari prosesi ini, mengukuhkan semangat persatuan dan kekuatan bersama.
Nyala Api dan Simbol Semangat Dasa Dharma
Setelah api unggun berkobar, suara merdu dari Paduan Suara Pangga Junior yang terdiri dari siswa-siswi kelas 3A dan 3B menggema di seluruh area perkemahan. Diiringi nyanyian penuh penghayatan, para peserta dan pembina terdiam dalam hening, menghayati setiap kata yang dinyanyikan. Lagu-lagu pramuka dan himne kebangsaan yang dilantunkan membawa suasana menjadi semakin khidmat dan penuh rasa persatuan.
Suara anak-anak ini membawa suasana yang menyentuh hati, mengiringi nyala api unggun yang berkobar-kobar di tengah lapangan. Setiap anggota regu duduk mengitari api, memperhatikan dengan penuh perhatian dan rasa bangga terhadap identitas mereka sebagai bagian dari pramuka. Nyala api yang mereka saksikan bukan hanya sekadar cahaya, tetapi simbol dari tanggung jawab mereka untuk terus menyalakan semangat kebangsaan dan kebersamaan dalam diri masing-masing.
Menghayati Dasa Dharma dan Memperkokoh Kebersamaan
Kak Arman, sebagai pembina yang mendampingi prosesi, memberikan sambutan yang menguatkan hati setiap penggalang. “Malam ini kita tidak hanya sekadar menyalakan api unggun, tetapi juga menyalakan tekad kita untuk hidup sesuai dengan Dasa Dharma,” ucap Kak Arman dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. Menurutnya, Dasa Dharma bukan sekadar aturan, tetapi adalah panduan hidup bagi setiap pramuka untuk menjadi pribadi yang berguna bagi keluarga, lingkungan, dan bangsa.
Zayyan yang memimpin prosesi juga mengungkapkan kebanggaannya bisa menjadi bagian dari malam yang berkesan ini. “Saya merasa bangga dan terhormat bisa memimpin prosesi ini. Nyala api unggun ini akan selalu mengingatkan saya akan tanggung jawab dan persaudaraan di antara kita semua,” ujarnya.
Paduan Suara Junior:Menyanyikan Api Unggun Menyala |
Malam yang Penuh Kenangan dan Janji untuk Masa Depan
Prosesi Unggun Ceria ini menjadi puncak dari hari pertama AKREPENG 2024, memberikan setiap peserta pengalaman yang tak terlupakan. Di bawah bimbingan para pembina, para penggalang belajar untuk menghargai makna kebersamaan, keikhlasan, dan keberanian yang terwujud dalam Dasa Dharma. Nyala api unggun itu bukan hanya menutup acara malam itu, tetapi juga menjadi lambang semangat dan komitmen mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita luhur pramuka.
Dengan wajah-wajah yang memancarkan kebahagiaan dan semangat, para penggalang menyaksikan api unggun perlahan meredup, membawa pulang tekad dan rasa kebersamaan yang mereka bangun malam itu. Dalam semangat api unggun yang berkobar, mereka menyadari bahwa menjadi pramuka berarti siap membawa terang, menghadapi tantangan, dan menjaga persatuan. Malam ini akan menjadi kenangan berharga, sebuah janji bersama untuk menjaga kobaran semangat Dasa Dharma dalam kehidupan sehari-hari.
0 Komentar