Pembuktian Fotosintesis: Eksperimen Seru di Kelas 4B SDN Pangarangan 3

Sumenep - - Suasana kelas 4B SDN Pangarangan 3 Sumenep tampak begitu hidup pada pagi itu, seolah tidak hanya dipenuhi oleh semangat belajar namun juga dengan elemen alam: sinar matahari, air, daun hijau, dan antusiasme para siswa. Dalam kelas yang diampu oleh Bu Dyah ini, para siswa diajak untuk membuktikan sendiri salah satu proses alam yang paling fundamental dan menakjubkan: fotosintesis.

Kegiatan hari itu bukanlah sekadar pembelajaran biasa. Bu Dyah, seorang guru sains yang kreatif dan penuh dedikasi, telah menyiapkan eksperimen langsung tentang bagaimana tumbuhan menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis. Eksperimen ini tidak hanya menggugah rasa ingin tahu siswa, tetapi juga memberi pengalaman langsung tentang ilmu pengetahuan yang ada di sekitar mereka, dengan pendekatan yang sederhana dan mudah dimengerti.

Pembuktian Fotosintesis: Eksperimen Seru di Kelas 4B SDN Pangarangan 3
Proses Pembuktian Fotosintesis

Langkah Awal Eksperimen: Persiapan Bahan dan Pembentukan Kelompok

Pada awal sesi, Bu Dyah membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil, memastikan setiap siswa mendapat kesempatan terlibat aktif dalam eksperimen. Setiap kelompok diberi bahan-bahan yang diperlukan untuk menjalankan eksperimen: daun hijau segar, air jernih, wadah transparan, dan tentu saja paparan sinar matahari langsung yang menjadi elemen utama dalam proses ini.

“Fotosintesis itu ibarat dapur dalam tubuh tumbuhan. Di dapur inilah makanan dibuat dengan bantuan cahaya matahari,” tutur Bu Dyah di hadapan para siswa yang mendengarkan dengan penuh perhatian.

Eksperimen Dimulai: Daun dan Cahaya Matahari

Dengan instruksi yang jelas, setiap kelompok diminta untuk mengambil daun dan menempatkannya dalam wadah berisi air, kemudian menempatkannya di bawah terik matahari. Para siswa mengamati dengan saksama, menunggu apakah ada tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya proses fotosintesis pada daun tersebut.

Tidak butuh waktu lama bagi siswa untuk mulai melihat hasilnya. Perlahan-lahan, gelembung-gelembung kecil mulai terbentuk di permukaan daun. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu, dan kekaguman tampak jelas di wajah para siswa.



“Ada gelembungnya, Bu! Daunnya benar-benar mengeluarkan gelembung!” seru salah satu siswa dengan penuh antusiasme.

Gelembung-gelembung tersebut merupakan bukti bahwa daun sedang menghasilkan oksigen sebagai produk samping dari proses fotosintesis. Di tengah terpaan sinar matahari, karbon dioksida dan air diubah menjadi glukosa, dengan oksigen sebagai produk samping yang dilepaskan ke lingkungan sekitar. Kehadiran gelembung-gelembung ini merupakan indikasi nyata bahwa fotosintesis sedang terjadi.

Penjelasan Ilmiah: Menghubungkan Teori dan Praktik

Setelah setiap kelompok berhasil mengamati munculnya gelembung pada daun mereka, Bu Dyah melanjutkan dengan menjelaskan proses ilmiah di balik fenomena tersebut. Menurut penjelasan Bu Dyah, tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi makanan atau energi (glukosa) bagi diri mereka sendiri. Pada proses ini, oksigen dilepaskan sebagai hasil sampingan dan inilah yang terlihat sebagai gelembung-gelembung udara.

“Bayangkan, tanaman sehari-harinya membantu kita bernapas dengan menghasilkan oksigen yang kita butuhkan,” ujar Bu Dyah. “Inilah mengapa hutan disebut sebagai paru-paru dunia.”

Para siswa terlihat begitu terpukau mendengar penjelasan ini, terutama karena mereka baru saja menyaksikan dan mengalami proses tersebut secara langsung. Melalui eksperimen sederhana ini, konsep fotosintesis yang sebelumnya mungkin sulit dipahami, kini menjadi nyata dan mudah dicerna.

Proses Presentasi dan Pembelajaran Bersama

Sesi pembelajaran tidak berhenti sampai di situ. Setiap kelompok diberi waktu untuk mencatat detail proses yang mereka lakukan, dari awal hingga akhir, lengkap dengan pengamatan terhadap gelembung oksigen yang terbentuk. Setelah itu, mereka diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas. Dalam suasana penuh semangat, setiap kelompok saling berbagi hasil eksperimen dan temuan mereka, memupuk rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi masing-masing.

“Eksperimen tadi sangat menyenangkan, karena kita bisa melihat langsung daun mengeluarkan oksigen,” ujar seorang siswa saat memberikan kesimpulan presentasinya. Siswa lain menambahkan, “Fotosintesis itu ajaib. Jadi kita bisa mengerti bagaimana tumbuhan membantu kita bernapas.”

Memupuk Rasa Cinta Lingkungan Sejak Dini

Kegiatan seperti ini tidak hanya memperkenalkan sains kepada para siswa, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pentingnya merawat alam dan lingkungan. Dengan mengajarkan bahwa tumbuhan berperan besar dalam menyediakan oksigen bagi makhluk hidup lain, Bu Dyah menanamkan rasa cinta lingkungan yang kuat dalam diri para siswanya.

Dalam sesi refleksi di akhir eksperimen, Bu Dyah menyampaikan bahwa mereka semua dapat berkontribusi menjaga lingkungan dengan cara sederhana, seperti menanam pohon, menjaga kebersihan lingkungan, atau bahkan hanya dengan menghargai kehadiran tanaman di sekitar mereka.

“Semakin banyak pohon, semakin banyak oksigen yang dihasilkan untuk kita semua,” kata Bu Dyah mengakhiri sesi hari itu.

Eksperimen pembuktian fotosintesis yang sederhana ini benar-benar telah membuka mata para siswa akan keajaiban proses alam yang terjadi setiap hari, namun jarang disadari. Dengan pendekatan praktis dan mengesankan dari Bu Dyah, ilmu pengetahuan terasa begitu dekat dan relevan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Kegiatan pembelajaran fotosintesis ini mengajarkan mereka untuk lebih menghargai dan peduli terhadap lingkungan. Melalui metode pembelajaran langsung seperti ini, SDN Pangarangan 3 kembali membuktikan dedikasinya dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga sadar akan pentingnya menjaga alam untuk masa depan yang lebih baik.