Sumenep – Dunia pendidikan memang terus berevolusi, dan seorang guru dengan kreativitasnya mampu menghadirkan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Di SDN Pangarangan 3, Khalimatus Sa'diyah, atau yang akrab dipanggil Bu Dyah, melaksanakan metode belajar berbeda untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Menggunakan permainan yang ia sebut "Game Hak dan Kewajiban," Bu Dyah berhasil membawa siswa-siswinya di kelas 4B keluar dari rutinitas dan membuat suasana belajar lebih hidup.
Pada permainan ini, Bu Dyah, yang dikenal sebagai sosok pendidik penuh inovasi, mengemas konsep dasar hak dan kewajiban secara menyenangkan dan interaktif. Di kelas, ia menyediakan dua kursi bertuliskan “Hak” dan “Kewajiban” yang ditempatkan pada sisi yang berbeda. Cara bermainnya sederhana namun penuh pesan: setiap kali Bu Dyah memberikan pernyataan, siswa harus bergerak ke arah kursi yang sesuai dengan jawaban, apakah itu terkait “hak” atau “kewajiban.”
Misalnya, saat Bu Dyah mengatakan, “Mendapatkan bekal atau uang saku,” dengan cekatan, para siswa melangkah serempak menuju kursi bertuliskan “Hak” sambil tertawa dan penuh semangat. Keberagaman pernyataan yang dilontarkan membuat suasana kelas bergelora, dan ekspresi antusias mereka memperlihatkan bahwa pelajaran yang disampaikan benar-benar masuk ke dalam diri anak-anak.
Secara audio visual dapat ditontong melalui video di bawah ini:
Mengapa Bu Dyah Memilih Game Hak dan Kewajiban?
“Kalau hanya duduk diam mendengarkan saya, anak-anak bisa cepat merasa bosan. Mereka adalah anak-anak yang aktif, super, dan penuh semangat. Jadi, saya ingin memberikan pendekatan yang berbeda, yang bisa menggerakkan mereka sekaligus membuat mereka mengerti konsep ini dengan cara yang menyenangkan,” ungkap Bu Dyah, senyum penuh semangat menghiasi wajahnya.
Lebih jauh lagi, metode ini disebut-sebut sebagai pembelajaran diferensiasi, di mana gaya belajar diubah agar lebih sesuai dengan karakteristik siswa yang sangat beragam. Dengan permainan ini, Bu Dyah meyakini bahwa konsep hak dan kewajiban akan lebih mudah dipahami karena siswa dapat memvisualisasikan langsung apa yang sedang mereka pelajari. Proses pemahaman mereka menjadi lebih cepat, bahkan siswa yang tadinya lebih pendiam ikut terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Pembelajaran yang Berdampak
Melihat antusiasme siswa saat menjalankan permainan ini, semakin jelas bahwa pendekatan pembelajaran Bu Dyah berdampak signifikan. Di sela-sela permainan, siswa terlihat serius mendengarkan setiap pernyataan, tapi ketika tiba saatnya bergerak menuju kursi yang mereka pilih, keceriaan terpancar tanpa henti.
Setiap gerakan yang mereka lakukan tidak hanya menjadi jawaban dari pernyataan Bu Dyah, tetapi juga sebuah refleksi pemahaman mereka tentang apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Beberapa siswa bahkan tampak berdiskusi singkat sebelum bergerak, seperti yang terlihat saat pernyataan seperti “Mendapatkan pendidikan yang layak” dilemparkan oleh Bu Dyah. Kebersamaan dalam memahami konsep ini menumbuhkan rasa keadilan dan penghargaan satu sama lain.
Mendobrak Pembelajaran Konvensional
Pendekatan Bu Dyah ini bukan hanya sekadar metode bermain. Ini adalah upaya untuk menyesuaikan pendidikan dengan jiwa muda yang aktif dan eksploratif. Dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih menyentuh perasaan dan mengaktifkan fisik, Bu Dyah tidak hanya membuat konsep hak dan kewajiban lebih mudah dimengerti, tetapi juga mengukir pengalaman yang kemungkinan besar akan melekat di benak siswa lebih lama.
Salah satu siswa, dengan senyum lebar mengungkapkan kesan bermain game tersebut. “Belajar sama Bu Dyah enak, jadi gak ngantuk. Kita bisa bergerak, bisa mikir sambil main,” ujarnya dengan senyum penuh semangat.
Inspirasi Bagi Dunia Pendidikan
Metode seperti “Game Hak dan Kewajiban” ini memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan, terutama di era di mana pembelajaran interaktif semakin diperlukan. Dengan berbagai tantangan dalam menjaga fokus anak-anak, pembelajaran yang adaptif dan inovatif seperti yang diterapkan Bu Dyah sangat dibutuhkan.
Kepala Sekolah SDN Pangarangan 3, Zainal, S.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi yang diterapkan oleh Bu Dyah. “Metode pembelajaran seperti ini patut diapresiasi. Saya berharap guru-guru lain juga terinspirasi untuk terus berinovasi dalam mendidik anak-anak kita,” tutur Zainal dengan bangga.
Inovasi Bu Dyah dalam “Game Hak dan Kewajiban” bukan sekadar permainan, tetapi sebuah jembatan yang menghubungkan konsep Pancasila dengan kehidupan sehari-hari. Melalui metode belajar yang berfokus pada pengalaman nyata, ia mengajarkan kepada siswa bahwa hak dan kewajiban adalah bagian dari kehidupan yang harus mereka pahami dan jalani sejak dini.
0 Komentar