Jakarta, 2024 — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) di bawah kepemimpinan Abdul Mu'ti telah menyusun program-program prioritas untuk tahun anggaran 2025. Dalam berbagai kesempatan, Abdul Mu'ti menyatakan bahwa fokus utama kementeriannya adalah peningkatan kesejahteraan guru serta pengembangan pendidikan berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Dua prioritas ini diharapkan mampu mendorong kemajuan pendidikan Indonesia dan menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan era digital.
Kesejahteraan Guru: Fondasi Utama untuk Pendidikan Berkualitas
Peningkatan kesejahteraan guru menjadi salah satu topik yang sering diangkat oleh Abdul Mu'ti dalam berbagai kesempatan. Sebagai mantan dosen dan penggiat pendidikan, ia memahami bahwa kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan para pendidik. Ia menekankan pentingnya memberikan perhatian lebih pada gaji, tunjangan, dan kondisi kerja para guru, terutama mereka yang mengabdi di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan, banyak guru di daerah terpencil masih menghadapi tantangan terkait kesejahteraan. Beberapa di antaranya bahkan harus menjalani pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Abdul Mu'ti ingin mengakhiri situasi ini dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru, baik dari segi gaji pokok maupun tunjangan.
"Kesejahteraan guru adalah kunci. Jika guru kita tidak sejahtera, maka sulit mengharapkan mereka untuk memberikan yang terbaik dalam proses belajar-mengajar," ujar Abdul Mu'ti dalam sebuah acara di Jakarta. Dia juga menambahkan bahwa peran guru sebagai ujung tombak pendidikan harus didukung secara penuh oleh negara..
Dalam rencana 2025, selain peningkatan gaji, Kementerian Pendidikan juga berencana memberikan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru-guru di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan agar para guru terus dapat mengikuti perkembangan metode pengajaran terkini dan mampu menyampaikan materi dengan cara yang lebih efektif.
STEM: Menyiapkan Generasi yang Kompetitif di Era Digital
Selain kesejahteraan guru, Abdul Mu'ti juga menyoroti pentingnya pendidikan berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) sebagai prioritas di tahun 2025. Menurutnya, pengembangan kemampuan STEM sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi persaingan global dan tantangan revolusi industri 4.0.
Dalam program STEM yang akan digulirkan, kurikulum di tingkat dasar dan menengah akan lebih difokuskan pada pengembangan keterampilan analitis, pemecahan masalah, dan kreativitas. Hal ini sejalan dengan tren global yang menekankan pentingnya penguasaan teknologi dan sains dalam dunia kerja masa depan. Abdul Mu'ti yakin bahwa dengan memberikan penekanan lebih pada STEM, para siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"STEM bukan hanya soal teknologi atau sains semata, tetapi bagaimana kita membentuk pola pikir generasi muda agar kritis dan inovatif dalam menghadapi masalah-masalah global," kata Abdul Mu'ti dalam sebuah konferensi pendidikan baru-baru ini.
Untuk mendukung pengembangan STEM, Kementerian Pendidikan juga akan meningkatkan fasilitas laboratorium di sekolah-sekolah, menyediakan lebih banyak pelatihan bagi guru-guru di bidang sains dan teknologi, serta bekerja sama dengan industri untuk memberikan pengalaman belajar yang aplikatif bagi siswa. Abdul Mu'ti meyakini bahwa kemitraan antara sekolah dan dunia industri akan menjadi kunci sukses dalam pengembangan pendidikan STEM.
Sinergi dengan Program Kurikulum Merdeka
Kebijakan pengembangan STEM ini juga sejalan dengan kelanjutan dari Kurikulum Merdeka, yang telah diimplementasikan di beberapa sekolah di Indonesia. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar, terutama dalam mengeksplorasi minat dan bakat siswa di berbagai bidang, termasuk STEM. Abdul Mu'ti menegaskan bahwa Kurikulum Merdeka akan terus menjadi bagian penting dari sistem pendidikan Indonesia.
Program Kurikulum Merdeka telah memperlihatkan hasil yang positif, terutama dalam hal pengembangan keterampilan non-akademik seperti kreativitas dan kolaborasi. Dalam rencana ke depan, Mu'ti berencana untuk memperkuat sinergi antara Kurikulum Merdeka dan pengembangan STEM. Ia yakin bahwa integrasi ini akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, Abdul Mu'ti tetap optimis bahwa program-program ini dapat berjalan dengan baik. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran dan infrastruktur di beberapa daerah. Namun, ia berjanji bahwa Kementerian Pendidikan akan terus berupaya mencari solusi, termasuk melalui kerja sama dengan sektor swasta dan pihak-pihak terkait lainnya.
"Kita tidak bisa hanya bergantung pada anggaran pemerintah, tetapi kita juga harus mencari solusi melalui kolaborasi dengan dunia industri dan masyarakat," ujar Abdul Mu'ti. Ia juga berharap bahwa dengan adanya dukungan dari semua pihak, pendidikan Indonesia akan semakin maju dan siap bersaing di kancah global.
Dengan program-program yang difokuskan pada kesejahteraan guru dan pengembangan STEM, Abdul Mu'ti yakin bahwa pendidikan Indonesia akan mengalami perubahan positif yang signifikan di tahun-tahun mendatang. Harapannya, program ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi siswa Indonesia untuk bersaing di tingkat internasional.
0 Komentar