Sumenep, 31 Agustus 2024 – SDN Pangarangan 3, yang berdiri megah sejak 31 Agustus 1931 atas prakarsa Raden Muhammad Saleh Werdisastro, kini merayakan Dies Natalis ke-93 dengan penuh kebanggaan. Sekolah ini, yang awalnya dikenal sebagai Sumekar Pangabru, tercatat sebagai lembaga pendidikan swasta pertama yang memberikan akses pendidikan kepada rakyat jelata di masa penjajahan Belanda. Kini, di usianya yang hampir seabad, SDN Pangarangan 3 tetap setia mendidik generasi muda Sumenep dengan semangat yang sama.
Rokat Pakarangan: Wujud Syukur dan Peringatan Sejarah
Perayaan kali ini dikemas dalam acara “Rokat Pakarangan”, sebuah tradisi lokal yang juga dikenal sebagai syukuran atas tanah. Rokat Pakarangan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kearifan Lokal. Fokusnya adalah pada dimensi "Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa" serta menanamkan nilai-nilai adab kepada sesama manusia.
Warisan Raden Muhammad Saleh Werdisastro
SDN Pangarangan 3 didirikan oleh Raden Muhammad Saleh Werdisastro sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dalam akses pendidikan di masa kolonial. Sekolah ini memberikan pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu—sebuah langkah revolusioner di zamannya. Kini, setelah melalui perjalanan panjang, SDN Pangarangan 3 telah berkembang menjadi salah satu lembaga pendidikan terhormat di Sumenep.
Keterlibatan keluarga besar pendiri sekolah, termasuk Drs. Moh. Saleh, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, dan Mr. Ibrahim dari Bappeda Sumenep, memberikan semangat dan dukungan bagi seluruh warga sekolah untuk terus melangkah maju.
Rangkaian Acara yang Sarat Makna
Rangkaian acara Dies Natalis ini dimulai dengan penyambutan tamu pada pukul 19.00 WIB, diiringi alunan gamelan yang menambah nuansa tradisional. Pada pukul 19.30 WIB, narasi Rokat Pakarangan dibacakan, menandai dimulainya acara inti.
Wakil Bupati Sumenep turut hadir sebagai tamu kehormatan, memberikan sambutan dan arahan yang membangkitkan semangat para siswa dan guru SDN Pangarangan 3. Dalam amanatnya, beliau menekankan pentingnya merawat budaya dan menghormati leluhur, serta mendoakan agar siswa-siswi SDN Pangarangan 3 tumbuh menjadi individu yang berbakti kepada orang tua, sukses, dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.
 |
| Dokumentasi RRI Sumenep |
Salah satu acara yang paling dinanti adalah penampilan seni “Topeng Dalang Sumenep”, yang memperkaya acara dengan kekayaan budaya lokal. Pemotongan tumpeng, sebagai simbol syukur atas perjalanan panjang sekolah ini, menjadi momen istimewa yang mengiringi perayaan. Acara diakhiri dengan doa bersama dan sesi foto, menciptakan kenangan manis bagi semua yang hadir.
Makna dan Harapan di Balik Rokat Pakarangan
Rokat Pakarangan, dalam konteks budaya Sumenep, adalah ritual syukur atas berkah dan rezeki yang diterima, serta doa untuk masa depan yang lebih baik. Dalam perayaan Dies Natalis SDN Pangarangan 3, Rokat Pakarangan menjadi simbol harapan agar generasi penerus sekolah ini tumbuh menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan agama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Rokat Pakarangan sejalan dengan semangat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). SDN Pangarangan 3 berkomitmen untuk terus mengajarkan kearifan lokal dan memperkuat adab serta etika dalam berinteraksi dengan sesama.
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Dengan perayaan Dies Natalis ke-93 ini, SDN Pangarangan 3 tidak hanya mengenang masa lalu yang penuh makna, tetapi juga menatap masa depan dengan optimisme. Sekolah ini bertekad untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, melestarikan tradisi dan budaya lokal, serta mendidik generasi muda yang beriman, bertakwa, dan beradab.
Rokat Pakarangan di Dies Natalis kali ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi siswa-siswi SDN Pangarangan 3 untuk terus berkembang menjadi individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa, sambil membawa semangat dan nilai-nilai yang mereka pelajari menuju masa depan yang cemerlang.
0 Komentar